Motivasi dan Emosi

Juni 05, 2022

Motivasi dan Emosi

A. Pengertian dan Proses Motivasi

    Motivasi berasal dari bahasa Latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Dalam bahasa Indonesia, motivasi berasal dari kata motif yang berarti usaha yang mendorong seseorang melakukan suatu tindakan. Selain itu menurut Wilcox (2018), motivasi adalah proses di mana seseorang diarahkan dan didorong untuk berusaha mencapai hal-hal yang ingin digapai. Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sebuah proses di mana manusia didorong untuk melakukan usaha, demi mencapai tujuan-tujuan tertentu. Mc.Donald mengatakan bahwa motivation is a energy change whitin the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (oemar homalik,1192:173)

    Menurut Temaluru (2019), proses motivasi timbul karena adanya tiga elemen, yaitu kebutuhan, dorongan, dan insentif. Ketiga elemen itu saling berkaitan dan saling memengaruhi satu sama lain. Berikut adalah penjelasan ketiga elemen tersebut:

  1. Kebutuhan : suatu hal yang tidak dimiliki, sehingga perlu dipenuhi. Dalam pengertian keseimbangan, kebutuhan tercipta apabila terjadi ketidakseimbangan yang bersifat fisiologis atau psikologis.
  2. Dorongan: keinginan seseorang untuk berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Dorongan tersebut berorientasi pada tindakan untuk mencapai tujuan. Misalnya dorongan untuk belajar agar bisa mencapai nilai yang tinggi.
  3. Insentif: segala sesuatu yang akan memenuhi kebutuhan dan akan mengurangi dorongan. Jadi pencapaian suatu tujuan akan mengembalikan ketidakseimbangan menjadi keseimbangan yang bersifat fisiologis dan psikologis.

B. Jenis - Jenis Motivasi

1. Motivasi Instrinsik dan Motivasi Ekstrinsik

     Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dari rangsangan dalam diri seseorang, sehingga tidak membutuhkan rangsangan dari luar. Contoh dari motivasi intrinsik yaitu seseorang yang rajin belajar untuk mencapai perguruan tinggi yang diinginkan.

   Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari faktor-faktor rangsangan luar pribadi seseorang. Faktor- faktor luar tersebut bisa jadi orangtua, guru, atau bahkan teman. Pada umumnya, motivasi ini dilakukan karena akan mendapat imbalan, pujian, atau bahkan hukuman. Contoh dari motivasi ekstrinsik yaitu anak termotivasi rajin belajar agar juara kelas, demi mendapatkan hadiah dari orang tuanya (Gunarsa, 2008).

2. Motivasi Biologis

    Motivasi biologis merupakan kebutuhan tubuh untuk kelangsungan hidup individu sebagai makhluk biologis. Ada 3 jenis motivasi biologis yaitu sebagai berikut. 

  1. Motivasi lapar. makan merupakan suatu hal dasar yang harus dipenuhi agar tetap hidup,hal ini dikarenakan tubuh tetap memperoleh energi dari makanan yang mana bersumber dari proses biologis yang dilakukan tubuh
  2. Motivasi haus, Minum akan membantu proses kimiawi oleh tubuh yang dicetuskan oleh stimulus tubuh sehingga jika tubuh kekurangan cairan/minum maka akan mengganggu baik keseimbangan maupun pertahan tubuh.
  3. Motivasi seksual, Seks mempunyai ciri sebagai bagian dari dorongan biologis. Pertama, seks bukan diperlukan untuk mempertahankan hidup individu melainkan untuk kelangsungan hidup individu tersebut. Kedua, seks tidak ditimbulkan dari substansi kimia tertentu. Ketiga, motivasi seksual dipengaruhi dari informasi pancaindra dan lingkungan.

3. Motivasi Sosial

    Barkowitz (1969), motivasi sosial adalah motivasi yang mendasari tingkah individu dalam reaksinya terhadap orang lain. Heckhausen (1980), motivasi sosial adalah motivasi yang menunjukkan bahwa tujuan yang ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang lain.

    McClelland menjelaskan motivasi sosial dibedakan menjadi sebagai berikut.

  1. Need for achievement(nAch)
    Kebutuhan akan prestasi merupakan salah satu motivasi sosial yang dipelajari secara mendetail. Orang yang mempunyai kebutuhan akan meningkatkan performance ,sehingga dengan demikian akan terlihat kemampuan berprestasinya. Penelitian menunujukkan bahwa orang yang mempunyai n- achievement tinggi akan mempunyai performance yang lebih baik pula dibanding dengan orang yang mempunyai n-achievement rendah.
  2. Need for affiliation(nAff)
    Afiliasi menunjukkan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan berhubungan dengan orng lain. Orang yang kuat akan kebutuhan afiliasi,akan selalu mecari teman dan mempertahankan hubungan yang telah dibina engan orang lain.
  3. Need for power(nPow)
    Dalam interaksi sosial akan orang akan mempunyai kebutuhan untuk berkuasa (power). Orang yang mempunyai power need tinggi akan mengadakan kontrol,mengendalikan atau memerintah orang lain,dan ini merupakan salah satu indikasi dan manifestasi dari power need tersebut.

C. Pendekatan dan Teori untuk Memahami Motivasi

1. Naluri dan Pendekatan Evolusioner

    Motivasi berasal dari pola perilaku bawaan secara biologis yang disebut naluri. Hewan diatur oleh naluri mereka untuk melakukan aktivitas seperti bermigrasi, membangun sarang, kawin, dan melindungi wilayah mereka, ahli teori evolusi mengusulkan bahwa manusia juga dapat diatur oleh naluri yang sama (James, 1890, McDougall, 1908). Teori ini menunjukkan bahwa naluri mendorong semua perilaku.

2. Pendekatan Kebutuhan dan Dorongan

    Pendekatan berikutnya untuk memahami motivasi berfokus pada konsep kebutuhan dan dorongan. Kebutuhan adalah kebutuhan beberapa materi (seperti makanan atau air) yang penting untuk kelangsungan hidup organisme. Ketika suatu organisme memiliki kebutuhan, itu mengarah pada ketegangan psikologis serta gairah fisik yang memotivasi organisme untuk bertindak untuk memenuhi kebutuhan dan mengurangi ketegangan. Ketegangan ini disebut drive (Hull, 1943).

3. Teori Drive-Reduction

Teori reduksi-drive menghubungkan antara fisiologis internal keadaan dan perilaku lahiriah. Dalam teori ini, ada dua jenis dorongan, dorongan primer adalah dorongan yang melibatkan kebutuhan hidup tubuh seperti rasa lapar dan haus, sedangkan dorongan yang diperoleh (sekunder) adalah dorongan yang dipelajari melalui pengalaman atau pengondisian, seperti kebutuhan akan uang atau persetujuan sosial.