Sejarah Perkembangan Psikologi Masa Yunani Kuno
Halooo temen-temen!
Nah kali ini kita udah sampe ke tulisanku yang ke-3 loh! Tulisan ini awalnya juga hanya bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I. Akan tetapi, justru aku merasa kalau menulis blog seperti ini membawa banyak manfaat loh bagiku, khususnya dalam belajar temen-temen!
Dengan menulis blog aku menjadi lebih memahami materi perkuliahan yang disampaikan oleh dosenku pada hari itu, karena dengan menulis ulang itu sama seperti ketika kita mereview ulang materi tersebut.
Oiya hari ini kami belajar mengenai Sejarah Perkembangan Psikologi temen-temen. Dosen ku pada hari itu juga sudah tidak Bu Keke lagi karena sesuai yang tertera pada RPS saat minggu ke-4 maka dosen pengampu mata kuliah Psikologi Umum I adalah Bu Mafaza, M.Sc. Oiya fyi nih, beliau merupakan salah satu alumni Prodi Psikologi Universitas Andalas temen-temen. Keren banget ya sudah mengabdi kembali ke almamater nya.
Mungkin kayanya kita langsung masuk ke materinya aja yuk!
Saat belajar mengenai sejarah kita biasanya akan menjadi ngantuk dan merasa bosan. Bukankah begitu? Karena aku sendiri juga menganggap bahwa mempelajari sejarah adalah hal yang membosankan. Akan tetapi, saat mengerjakan makalah yang berjudul Sejarah Perkembagan Psikologi aku menemukan alasan mengapa mempelajari Sejarah itu sangat penting, khususnya Sejarah Perkembangan Psikologi.
- Mempelajari sejarah perkembangan psikologi memberikan penawaran kesempatan untuk melihat jauh ke belakang bagaimana semua elemen elemen ilmu telah berevolusi, bagaimana suatu teori terbentuk, bagaimana para ahli yang memiliki pemikiran-pemikiran berbeda yang dalam kaitannya dengan masalah tertentu sehingga melahirkan ilmu psikologi yang kita pelajari pada saat ini.
- Mempelajari sejarah perkembangan psikologi dapat membuka cakrawala pikiran kita untuk lebih melihat bagaimana sesuatu yang kita anggap sudah kuno dan usang pada saat ini sebenarnya masuk akal jika kita melihat konteks aslinya. Hal ini juga bertujuan untuk mengevaluasi temuan-temuan psikologi yang baru lahir dengan lebih baik lagi.
- Kesadaran akan ilmu sejarah akan berkontribusi mengasah kemampuan diri dalam berpikir kritis untuk mengevaluasi ide-ide kontemporer. 2.1.4 Mempelajari sejarah perkembangan psikologi turut andil membantu kita untuk menghargai sebuah sifat refleksif di bidang tersebut dan juga mengacu diri untuk mengasah kemampuan untuk menyadari dan merefleksikan aktivitas maupun kepribadian diri sendiri.
- Keberadaan teori-teori psikologi aliran lama yang justru masih relevan untuk digunakan pada saat ini sehingga mempelajari sejarah perkembangan psikologi tentunya diperlukan dalam konteks ini.
Zaman Filsuf Yunani Kuno
1. Thales (625-547 SM)
2. Hippocrates (460-377 SM)
3. Soccrates (470-399 SM)
4. Plato (427-347 SM)
5. Aristoteles
- Similarity yaitu ketika manusia cendrung memiliki pola pikiran yang sama antara dua hal kemudian menggabungkannya ke dalam pikiran pada waktu yang sama.Contohnya yaitu ketika kita memikirkan kopi dan disaat bersamaan kita juga akan memikirkan teh.
- Contuingity yaitu ketika adanya dua peristiwa yang terjadi hampir bersamaan sehingga orang cendrung mengaitkan kedua hal itu satu sama lain.
- Contrast yakni ketika ada dua kejadian yang saling bertentangan kemudian menyebabkan terbentuknya pemikiran yang datang secara bersamaan.
Contohnya yaitu saat kita merasa 'panas' kemudian setelahnya kita juga memikirkan tentang 'dingin'.
- logika
- filsafat alam
- psikologi
- biologi
- metafisika
- etika
- politik dan ekonomi
- poetika dan retorika
Zaman Pasca-Aristoteles
- Skeptisme, pendiri aliran skeptisme adalah Pyrrho of Elis (360–270M). Skeptis adalah suatu sikap kecenderungan untuk meragukan pendapat orang lain dengan memandang sebelah mata dan menganggap orang tersebut tidak memiliki kemampuan kognitif yang sama dengannya.
- Sinisme, Sinisme menurut Agger et al., dalam Rush dan Althof (2003:146-147) mendefinisikan sinisme sebagai “kecurigaan yang buruk dari sifat manusia”.
- Stoikisme (Sikap Tabah), Stoikisme adalah suatu keyakinan bahwa apapun yang terjadi, pastinya didasari olh sebuah alasan, tidak ada kecelakaan, dan semuanya harus diterima sebagai bagian dari rencana.
Zaman Pengaruh Islam dan Yahudi
1. Avicenna (a.k.a Ibnu Sina)
Ibnu Sina adalah ahli dalam bidang mempelajari Al-Qur'an,fisika,teologi,dan kedokteran. Sama dengan filsuf kuno,ibnu sina juga berpendapat bahwa manusia adalah makhluk non materi dan abadi. Avicenna menolak gagasan Aristoteles bahwa jiwa dan tubuh adalah satu kesatuan,baginya jiwa dan tubuh adalah entitas yang terpisah. Avicenna beranggapan bahwa jiwa memiliki identitas dan hukum operasinya sendiri seperti hukum kerja tubuh.
Avicenna beranggapan bahwa pikiran memiliki efek yang besar pada tubuh,yang mempengaruhi banyak hal. Jika pikiran telah beramsumsi akan rasa sakit maka tubuh akan merespon asumsi sesaui yang dipikirkan,maka hal itu lah yang membuat Ibnu Sina beranggapan bahwa jiwa lebih kuat daripada tubuh dan dapat menuntun tubuh untuk berperilaku dengan cara tertentu.
Bercermin dari tradisi Aristotelian,Ibnu Sina mengenali 4 tahap gerak diantaranya yaitu :- Imagination : proses berpikir mengenai sesuatu yang pada saatnya mengarah pada keinginan untuk mendapatkan sesuatu.
- Desires : keinginan seseorang untuk mencapai sesuatu dan sesorang itu melakukan sesuatu untuk mendapatkannya.
- Impulsion : keinginan seseorang yang menyebabkan timbulnya dorongan untuk melakukan sesuatu .
- movement : tahap gerak terakhir yang membuat seseorang untuk bergerak demi untuk memuaskan keinginannya yang timbul karena imajinasi yang memaksanya untuk melakukan sesuatu.
2. Al-Ghazali
Ghazali memiliki gagasan unik mengenai jiwa,beliau pernah berkata " Allah telah menghembuskan roh-Nya kepada manusia". Terkait gagasan mengenai jiwa yang memiliki kedudukan tertinggi dari keberadaan manusia,Al-ghazali membedakan 3 tahap keberadaannya antara lain :- terendah yakni dunia material eksistensi.
- kedua yakni dunia fisik.
- ketiga yakni dunia ilahi.
selain itu Ghazali juga mendiskrisikan mengenai macam-macam cinta :- cinta diri yakni cinta yang ditujukan kepada diri sendiri
- cinta kecantikan.
- cinta seorang dermawan maksudnya cinta yang ditujukan seseorang kepada orang yang telah mengurusnya.
- cinta iteraksi yang harmonis.
Nah gimana nih temen-temen? Kita udah sampe pada penghujung materi pada minggu ini.Aku harap setelah kalian membaca tulisanku ini, kalian menjadi paham bagaimana asal-muasal filsafat pengetahuan yang merupakan akar dari seluruh pengetahuan yang ada pada saat ini. Semoga tulisanku kali ini juga bisa menambah pengetahuan dan wawasan kalian yaa temen-temen. Sekian tulisanku pada hari ini. Terimakasih temen-temen yang sudah antusias membaca. Semoga hari-hari kalian baik yaa!
1. Avicenna (a.k.a Ibnu Sina)
- Imagination : proses berpikir mengenai sesuatu yang pada saatnya mengarah pada keinginan untuk mendapatkan sesuatu.
- Desires : keinginan seseorang untuk mencapai sesuatu dan sesorang itu melakukan sesuatu untuk mendapatkannya.
- Impulsion : keinginan seseorang yang menyebabkan timbulnya dorongan untuk melakukan sesuatu .
- movement : tahap gerak terakhir yang membuat seseorang untuk bergerak demi untuk memuaskan keinginannya yang timbul karena imajinasi yang memaksanya untuk melakukan sesuatu.
Ghazali memiliki gagasan unik mengenai jiwa,beliau pernah berkata " Allah telah menghembuskan roh-Nya kepada manusia". Terkait gagasan mengenai jiwa yang memiliki kedudukan tertinggi dari keberadaan manusia,Al-ghazali membedakan 3 tahap keberadaannya antara lain :
- terendah yakni dunia material eksistensi.
- kedua yakni dunia fisik.
- ketiga yakni dunia ilahi.
- cinta diri yakni cinta yang ditujukan kepada diri sendiri
- cinta kecantikan.
- cinta seorang dermawan maksudnya cinta yang ditujukan seseorang kepada orang yang telah mengurusnya.
- cinta iteraksi yang harmonis.